“Tubuhmu bisa dicuri. Tapi jiwamu tidak bisa dimiliki.”
Dalam industri K-drama yang identik dengan drama romantis, thriller elegan, atau melodrama keluarga, hadir Connect—sebuah serial yang berani keluar dari pakem, menembus batas kenyamanan, dan memadukan horor biologis, eksistensialisme, serta seni kekerasan dalam bentuk sinematik.
Disutradarai oleh Takashi Miike, maestro Jepang yang dikenal lewat karya audacious seperti Ichi the Killer dan Audition, serial ini adalah kolaborasi lintas negara yang tidak bermain aman. Dan hasilnya? Brutal, aneh, dan memikat.
🌐 Review Global: Manusia, Monster, dan Makna Tubuh
Connect berkisah tentang Ha Dong-soo (Jung Hae-in), seorang pria dengan kemampuan regeneratif luar biasa—bukan hanya sembuh dari luka, tapi juga hampir tak bisa mati. Ia adalah bagian dari ras makhluk abadi misterius yang disebut “Connect”.
Namun kekuatannya justru menjadi kutukan ketika ia diculik dan dimutilasi oleh sindikat perdagangan organ. Salah satu matanya dicuri dan ditransplantasikan ke tubuh seorang pembunuh berantai yang kini membunuh sambil dilihat langsung oleh Dong-soo melalui koneksi mata itu.
Ini bukan hanya soal kehilangan bagian tubuh—tapi tentang identitas, kontrol, dan hubungan spiritual yang tak diinginkan dengan keburukan mutlak.
Narasi Connect adalah gabungan antara horor tubuh (body horror), noir detektif, dan seni kontemplatif tentang keabadian. Serial ini menggali pertanyaan besar tentang makna eksistensi melalui lensa kekerasan dan absurditas modern.
🔎 Episode 1: Awal yang Brutal dan Mengerikan
Episode pertama langsung melempar penonton ke kekacauan tubuh dan perasaan tidak nyaman. Dong-soo diculik, dibedah hidup-hidup, dan dilempar ke dalam realita dunia hitam tempat manusia adalah komoditas.
Adegan mutilasi hidup-hidup dalam pencahayaan dingin dan suasana tanpa emosi menjadikan episode ini bukan sekadar pemicu cerita, tapi pengalaman visceral—penonton tidak hanya melihat, tapi merasakan penderitaan karakter utama. Dan ini dilakukan tanpa embel-embel dramatisasi sinetron—ini horor biologis yang dingin, sunyi, dan mengerikan.
Dong-soo kemudian kabur dan mulai menyadari satu hal yang membuat premis serial ini unik:
Ia bisa melihat melalui mata yang telah dicuri darinya.
Dan siapa yang kini memilikinya? Seorang pria tampan, karismatik, dan misterius—yang ternyata adalah pembunuh berantai dengan kecenderungan artistik sadistik. Dan Dong-soo menjadi saksi hidup pembunuhan demi pembunuhan berikutnya.
Inilah genius Episode 1: alih-alih menyusun konflik dari luar ke dalam, serial ini menyusun konflik dari dalam tubuh—secara harfiah. Konflik utama adalah:
“Bagaimana jika bagian dari dirimu menjadi alat kejahatan orang lain, dan kamu tidak bisa mematikannya?”
✍️ Kritik dan Catatan Membangun
Episode pertama sangat kuat dari segi atmosfer, sinematografi yang dingin namun artistik, dan penggambaran keanehan yang tak biasa. Namun, gaya khas Takashi Miike yang penuh kekerasan estetis dan absurditas mungkin terasa asing bagi penonton Korea mainstream.
Beberapa penonton bisa jadi kehilangan koneksi emosional karena karakter pendukung tidak langsung mendapat kedalaman yang cukup. Tapi dari kacamata seorang kritikus genre, ini adalah pemilihan sadar untuk membuat narasi tetap fokus pada isolasi psikologis Dong-soo.
Yang menarik adalah keputusan untuk tidak menjelaskan mitologi “Connect” secara gamblang di awal. Ini menuntut kesabaran, tapi juga membangun rasa penasaran jangka panjang yang efektif.
🎭 Performanya?
-
Jung Hae-in tampil luar biasa keluar dari zona amannya. Ia biasanya dikenal lewat peran sentimental, tapi di sini ia membawakan karakter penuh luka, amarah terpendam, dan keputusasaan spiritual yang menyesakkan.
-
Go Kyung-pyo sebagai pembunuh berantai tampil elegan, mengerikan, dan penuh lapisan. Ada ketenangan mematikan dalam wajahnya yang menambah teror secara psikologis. Ia tidak perlu berteriak untuk menakutkan—ia hanya perlu menatap.
💡 Kesimpulan: Sebuah Horor Filosofis yang Tidak Biasa
Connect adalah serial yang tidak untuk semua orang. Ia gelap, aneh, lambat, tapi penuh makna tersembunyi. Ini adalah eksperimen sinematik yang menyentuh sisi-sisi tergelap dari identitas manusia modern—di era di mana tubuh bisa diperjualbelikan, dan jiwa pun terhubung tanpa izin.
Jika kamu mengharapkan cerita thriller biasa, kamu mungkin akan kecewa. Tapi jika kamu ingin meresapi pengalaman visual dan naratif yang melampaui batas genre, maka Connect akan menempel di benakmu lama setelah episode terakhir berakhir.
📊 Rating Akhir
-
IMDB: 6.5/10
-
Rotten Tomatoes (Audience Score): 70%
-
Skor Pribadi (Episode 1): ★★★★☆ dari ★★★★★
“Berani, grotesque, dan melawan konvensi—Connect bukan hanya serial, tapi pengalaman tubuh dan jiwa yang terhubung dalam teror.”
0 Comments