Dari Nakba hingga Rudal Houthi: Sebuah Potret Ketidakadilan Global
📅 SEJARAH YANG DIPERKOSA: TANAH, DARAH, DAN DUSTA
Ketika dunia menyebut ini "konflik Palestina-Israel", kata itu seakan menciptakan kesan seimbang: dua negara, dua kubu, dua kekuatan yang bertikai. Padahal, kebenaran di lapangan berkata lain. Ini bukan konflik dua pihak yang setara. Ini adalah satu bangsa yang dijajah, ditindas, dihapus dari peta, dan satu entitas kolonial modern yang dilengkapi kekuatan militer paling canggih, disokong kekuatan adidaya, dan dilindungi oleh narasi global yang dibuat-buat.
Pada tahun 1948, lebih dari 750.000 rakyat Palestina diusir paksa dari rumah mereka, desa-desa dihancurkan, keluarga tercerai-berai. Itu disebut Nakba atau "Bencana Besar". Dan sejak itu, bencana itu tak pernah berakhir. Sebaliknya, ia berevolusi menjadi penjajahan modern yang dibungkus dengan diplomasi palsu, peta perundingan yang cacat, dan tembok-tembok apartheid.
🔺 GAZA: PENJARA TERBUKA DUNIA MODERN
Bayangkan sebuah tempat di mana listrik hanya menyala 4 jam sehari, 90% air tidak layak minum, obat-obatan dilarang masuk, dan anak-anak tumbuh dalam suara drone dan rudal. Itulah Gaza.
Gaza diblokade Israel sejak 2007. Selama lebih dari 15 tahun, 2,3 juta manusia di Gaza hidup dalam kondisi yang bahkan tak layak disebut manusiawi.
Setiap kali rakyat Gaza mencoba keluar, mereka disebut teroris. Setiap kali mereka diam, mereka mati perlahan. Hidup dan mati di Gaza sama-sama tak diberi ruang.
🤦 "DUNIA ARAB YANG DIAM, TAPI RAKYATNYA MENJERIT"
Sebagian besar pemerintah Arab tampak diam atau malah menjalin normalisasi dengan Israel. Namun rakyat mereka tidak. Di jalan-jalan Kairo, Tunis, Amman, Rabat, hingga Jakarta, jutaan suara menggema membela Palestina. Mereka tahu, ini bukan konflik agama, ini soal keadilan.
Tetapi di tengah kebisuan diplomatik itu, muncul perlawanan tak terduga dari arah selatan: Houthi di Yaman.
🚀 HOUTHI: PERLAWANAN DARI JEMBATAN TERLUPAKAN
Kelompok Houthi, yang sebelumnya dikenal dalam konteks perang sipil Yaman, kini menjelma menjadi salah satu ujung tombak perlawanan terhadap Israel. Tidak sekadar slogan atau kecaman, Houthi menunjukkan solidaritas mereka dengan meluncurkan rudal dan drone ke jantung wilayah Israel.
Mengapa ini signifikan? Karena ini menunjukkan bahwa isu Palestina bukan lagi milik kawasan sempit. Ini menjadi identitas perlawanan global terhadap ketidakadilan.
Rudal dari Yaman telah menyasar:
Tel Aviv,
Lod,
Ramat Gan,
bahkan Bandara Ben Gurion.
Bahkan dalam satu serangan pada Mei 2025, sebuah rudal jatuh tak jauh dari landasan pesawat komersial, menyebabkan kepanikan dan penundaan penerbangan. Israel mengakui adanya kerusakan infrastruktur ringan dan korban luka.
Namun lebih dari sekadar dampak fisik, serangan ini menciptakan shock psikologis bagi Israel: untuk pertama kalinya, serangan datang dari selatan jauh, memecah ilusi keamanan total.
🔴 BALASAN ISRAEL: KEMBALI MEMBAKAR YAMAN
Israel merespons dengan menggempur pelabuhan Hodeidah, bandara di Sana’a, dan berbagai instalasi militer Houthi. Namun, serangan balasan ini justru mengangkat simpati global terhadap Yaman dan Palestina. Banyak yang mulai melihat siapa sebenarnya pelaku agresi.
Amerika Serikat ikut serta dengan dalih "mengamankan Laut Merah" dari ancaman Houthi, padahal banyak pengamat menilai itu upaya membela kepentingan Israel dan blok Barat.
🌍 PALESTINA ADALAH CERMIN DUNIA YANG RETAK
Jika dunia diam ketika anak-anak dibunuh, jika dunia netral saat wanita hamil dibom, maka netralitas itu bukan moralitas. Itu pengkhianatan.
Perlawanan bukan hanya dilakukan dengan senjata. Ia juga lahir dari tulisan, kesadaran, dan sikap. Hari ini, kita tidak sedang diminta jadi Muslim, Arab, atau aktivis. Kita hanya diminta jadi manusia.
✨ PENUTUP: TIDAK ADA DAMAI TANPA KEADILAN
"Ketika kamu memilih diam dalam ketidakadilan, kamu sedang berdiri di sisi penindas."
Palestina bukan tentang Hamas, bukan tentang Fatah, bukan tentang Islam atau Yahudi. Palestina adalah tentang hak atas tanah, air, langit, dan kehidupan.
Jika dunia ingin damai, maka keadilan untuk Palestina harus jadi fondasinya. Rudal Houthi, serangan Iran, hingga suara kecil dari jalanan Jakarta—semua adalah bentuk-bentuk perlawanan terhadap dunia yang memilih membutakan mata.
0 Comments