Bukan Sekadar Wisata! Kunjungan Macron ke Indonesia Diam-Diam Punya Misi Besar !!

Kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia bukan sekadar seremonial diplomasi. Di balik pelukan hangat dan senyum di Istana Merdeka, ada perhitungan geopolitik yang matang—Prancis sedang memperkuat posisinya di Indo-Pasifik.



Kedatangan yang Sarat Makna

Macron tiba di Lanud Halim Perdanakusuma pada 27 Mei 2025 malam, disambut oleh pejabat tinggi Indonesia. Sejak awal, kunjungan ini sudah dirancang untuk memberikan pesan kuat: Prancis tidak ingin kehilangan pijakan strategis di kawasan yang semakin krusial secara ekonomi dan militer.

Di Istana Merdeka, Macron bertemu Presiden Prabowo Subianto. Pembicaraan tidak sebatas hubungan diplomatik yang sudah berusia 75 tahun, tetapi juga melibatkan kerja sama pertahanan, perdagangan, hingga teknologi energi baru.

Diplomasi Militer dan Ekonomi



Salah satu agenda utama Macron adalah mempererat hubungan pertahanan. Ini bukan hal baru—Prancis sebelumnya telah menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam pengadaan alutsista, termasuk pembelian jet tempur Rafale dan kapal selam Scorpène. Kunjungan Macron ke Akademi Militer Magelang semakin menegaskan betapa pentingnya peran Indonesia dalam strategi Prancis di kawasan.

Namun, ada kepentingan lain yang tidak kalah besar: ekonomi. Prancis melihat Indonesia sebagai pasar potensial bagi investasi di sektor energi hijau, infrastruktur digital, dan industri kreatif. Macron berbicara langsung dengan pengusaha muda dan akademisi di Universitas Negeri Jakarta untuk menegaskan komitmen Prancis dalam mendukung inovasi di Indonesia.

Borobudur dan Simbol Kebudayaan



Di tengah agenda berat soal geopolitik dan ekonomi, Macron juga meluangkan waktu mengunjungi Candi Borobudur. Ini bukan sekadar wisata sejarah—Borobudur adalah simbol dialog peradaban antara Indonesia dan Prancis. Dalam pernyataannya, Macron menyebut Borobudur sebagai “mahakarya budaya yang mencerminkan nilai spiritual dan keberagaman Indonesia.”

Posisi Indonesia dan Sikap Prancis

Kunjungan Macron ke Indonesia datang di saat dunia berada dalam ketidakpastian. Dengan konflik di Ukraina, ketegangan di Laut China Selatan, serta dinamika ekonomi global yang tidak menentu, Indonesia menjadi mitra strategis yang semakin diperhitungkan.

Prancis sadar bahwa Indonesia memiliki posisi yang unik: bukan sekutu Barat yang tradisional seperti Jepang atau Australia, tetapi juga bukan bagian dari aliansi yang terlalu dekat dengan Beijing. Ini membuat Indonesia menjadi mitra yang berharga dalam strategi keseimbangan kekuatan di Indo-Pasifik.

Kesimpulan: Diplomasi dalam Balutan Keakraban

Di akhir kunjungannya, Macron masih akan melanjutkan perjalanan ke Singapura, memperkuat hubungan dengan negara-negara kunci di Asia Tenggara. Tapi pesan dari lawatan ini sudah jelas—Indonesia bukan sekadar tempat persinggahan, melainkan bagian dari strategi besar Prancis.

Pertanyaannya, bagaimana Indonesia memanfaatkan momentum ini? Apakah kunjungan Macron akan menghasilkan kerja sama nyata yang bermanfaat bagi ekonomi dan pertahanan nasional? Atau justru hanya menjadi bagian dari diplomasi simbolik tanpa hasil konkret?

Waktu akan menjawabnya.


Reactions

Post a Comment

0 Comments