Keysia Plot,
Perlahan ku buka mata ku, tidak
tahu sudah berapa lama aku tertidur. Ku dudukkan diriku, kepala ku terasa
sangat berat,mata ku juga terasa bengkak, dan tenggorokkan ku terasa kering. Perlahan
ku langkah kan kaki dan keluar dari kamar, aku benar- benar butuh minum, ku
arah kan langkah ku ke dapur yang berada di lantai satu rumah ini.
‘Kak kareen’ bathin ku, ketika
aku melihat kak kareen ada di dapur sedang duduk di meja makan dan menikmati
coffee nya. Seketika aku mengingat akan semua perkataan ku di taman tadi, aku
mengatakan semua kepada nya. Aku sangat emosional tadi, aku jadi malu menatap
kak Kareen. Ntah apa yang akan dilakukan kak kareen setelah ini, dia mungkin
akan benar-benar mengusirku. Ku balikkan badan ku berniat untuk kembali ke atas
mengurungkan niat ku untuk minum.
“duduk, lu belum makan siangkan?”
kata kak kareen sebelum aku sempat melangkah kaki ku. Sambil menarik nafas
panjang ku balikkan badan ku menghadap kak Kareen. Ia tetap tidak memandangku,
ia hanya fokus meminum coffee nya. Dengan perlahan ku dudukkan diriku di kursi
meja makan yang berhadapan dengannya. Aku tidak berani menatapnya secara
langsung. Ku ambil gelas di sana dan ku isi dengan air putih dari tekoh kaca
yang sudah tersedia di atas meja. Ku teguk air itu dengan cepat, aku
benar-benar merasa haus. Tidak beberapa lama bi ijah yang ntah bagaimana sudah
berada di belakang ku itu meletakkan nasi goreng di hadapanku.
“Dimakan Non, Non Kareen yang
masak loh” kata nya lembut memandang kak Kareen yang terlihat tidak
memperdulikan perkataan bi Ijah itu.
“Makasih Bi,” jawab ku tersenyum
ke bi Ijah. Setelah bi ijah pergi dari sana suasana menjadi canggung kembali.
Hanya ada suara sendokku dan seruputan coffee yang diminum Kak Kareen.
“Bagaimana?” tanya Kak Kareen tiba-tiba
dan itu sedikit mengejutkan ku.
“E..Enak” jawab ku memberikan
respon akan nasi gorengnya. Aku melihat kak Kareen tertawa, dan itu pertama
kali nya aku melihat ia tertawa.
“Gue gak nanya soal nasi goreng
nya, maksud gue keadaan lu, udah baikkan?” tanya kak kareen di sela-sela tawa
nya.
“ Oh..” dan gue merasa bodoh saat
itu. “udah kok,” jawab ku tersenyum canggung.
“bagus deh, ya udah habisin
makanan lu!” kata nya lagi. Aku tidak menyangkah kak Kareen sama sekali tidak
membahas masalah tadi. Atau mungkin selesai makan nanti? Apapun itu aku akan
menerima nya dengan pasrah.
Esok nya,
07.30 AM, aku bersyukur semalam
kak Kareen sama sekali tidak membahas masalah di taman itu dan yang mama Maya
takutkan juga tidak terjadi. Mama maya terlihat sangat khawathir semalam,
semalaman dia terus meneleponku menanyai kabar ku. Sepertinya kak Kareen juga
tidak menceritakan apapun pada nya, mama sama sekali tidak mengungkit masalah
di taman itu. Aku menghela nafas panjang. Aku bersiap-siap akan pergi ke kampus
hari ini, ntah apa yang akan terjadi nanti. Aku tetap akan berusaha menunjukkan
pada semua nya bahwa aku tidak seperti yang mereka pikirkan.
“Kali ini aku tidak akan
menyerah!” kata ku yang sudah selesai mengikat tali sepatu ku.
“Iya dek, jangan menyerah!” kata
pak laksman tiba-tiba yang ntah bagaimana sudah berada di teras tersebut.
“Terima kasih pak,” kata ku
tersenyum lembut.
“Aduh manis kali senyuman dek
Keysia ini lah,” Goda pak Laksman, dan aku hanya membalasnya dengan senyuman.
“ya udah, Key pergi dulu ya pak,”
kata ku hendak mengambil sepeda kak Kareen yang ku parkir kan di sebelah tembok
dekat teras.
“Loh, Bu Kareen udah menunggu loh
di dalam mobil,” kata pak Laksman menunjuk mobil yang terparkir di depan pagar
rumah.
“Hah? Serius pak? Sejak kapan?”
kata ku terkejut.
“Sudah dari tadi dek, maka nya
saya ke sini di suruh bu Kareen manggil dek Keysia” Jelas pak Laksman.
“OMG!” kata ku , dan buru-buru
lari menuju mobil.
“Oemji?” aku masih sempat mendengar
perkataan pak Laksman itu.
Ini aneh sekali, aku tidak
menyangkah Kak Kareen sudah terbangun jam segini. Baru saja dua jam yang lalu
aku melihat nya masuk kedalam kamar untuk tidur, dan sekarang ia sudah
menungguku di dalam mobil.
Ku buka pintu mobil itu dengan
perlahan, ku lihat kak Kareen sedang mengotak-ngatik handphonenya tanpa
memperdulikan kehadiran ku.
“Maaf lama Kareen,” kata ku
setelah menutup pintu mobil.
“Hmm,” hanya itu yang di katakan
Kak kareen seraya menjalankan mobilnya masih tanpa melihatku.
Keadaan di dalam mobil
benar-benar canggung, aku tidak terlalu suka keadaan seperti ini. Aku mencoba
untuk membuka suara.
“Kamu tidak perlu mengantar ku
seperti ini kok, kalau ini mama yang suruh aku akan bicara pada mama” kata ku.
“Ini kemauan gue sendiri,” kata
nya singkat.
“kenapa? Apa karena kamu kasihan
pada ku?” tanya ku memandangnya. Dan kak Kareen sama sekali tidak menjawab.
“maaf, tapi aku tidak suka di
kasihani” aku mengalihkan pandangan ku dari nya, aku tidak ingin menunjukkan
air mata ku lagi di depan nya.
“Dan gue tidak suka mengasihani
siapapun, itu bukan tipe gue” jawab nya. Aku tidak membalas perkataan itu sama
sekali dan terus mengalihkan pandanganku dari nya. Aku tidak tahu mengapa
sikapnya sangat berubah kepada ku semenjak kejadian semalam.
08.00 AM, kami sudah sampai di
kampus. Kak kareen memberikan kunci mobil nya kepada satpam kampus untuk
memarkirkan mobil tersebut.
“Aku bisa sendiri masuk ke dalam
kok” kataku tapi kak Kareen tidak memperdulikan perkataanku, ia turut ikut masuk
ke dalam kampus sambil menggenggam telapak tanganku sampai ke kelas ku. Di
sepanjang perjalanan ke kelas tadi aku dapat mendengar bisikan beberapa
mahasiswa menyebutkan nama Kak Kareen sebagai anak pemilik yayasan kampus ini.
Kak Kareen terlihat tidak meperdulikan tatapan orang-orang itu melihat aku
berjalan dengannya.
Setelah sampai di kelas,
“Oke adikku tersayang belajar
yang rajin yaaa, ” kata Kak Kareen tiba-tiba dengan suara yang sangat kuat, hal
itu tentu saja membuatku terkejut. Ku tatap mata teman-teman sekelas ku yang
menatap kami. Dengan senyuman lembut kak Kareen memelukku,
“Kalau ada apa-apa kabarin kakak
ya” katanya lagi dengan suara cukup kuat. Sungguh tingkah kak Kareen sangat
aneh. Setelah mengelus rambut ku ia
tersenyum dan menyuruhku duduk lalu pergi dari kelas.
Aku berusaha mengabaikan
pandangan teman-teman kepada ku dan duduk di kursiku.
“itu Kareen Adhiaksha kan??”
“iya bener, dia anak nya Maya
Adhiaksha pemilik kampus ini”
“Kata nya dia juga kerja di
statiun TV swasta gitu”
“Gila akhir nya gue lihat dia
secara langsung,”
“dia tadi manggil Keysia adik?”
“Kok bisa?”
Aku bisa mendengar suara-suara
mereka tersebut, dan mereka memanggil ku dengan nama ku tidak lagi ‘anak
psikopat’, sekarang aku mengerti kenapa Kak Kareen bertingkah aneh tadi.
“Hi Keysia, kamu udah siap tugas
semalam” tanya seorang mahasiswi menghampiri ku. Dia salah satu yang menjauhiku
semalam.
“Udah , kamu?” tanya ku tersenyum
lembut.
Bersambung,
9 Comments
up pleaseeee
ReplyDeletecant wait anymore..
ReplyDeletesudah up part 9 nih :)
DeleteSeruuu... Up pleasee
ReplyDeletePart 9 sudah up nih
DeleteKnapa karen bsa insomia ya?
ReplyDeletejawabannya ada di part 9. selamat membaca :)
DeleteMantap
ReplyDeleteThanks :)
Delete