When You Open Your Eyes - Part 7


Keysia Plot,
Perlahan ku buka mata ku, tidak tahu sudah berapa lama aku tertidur. Ku dudukkan diriku, kepala ku terasa sangat berat,mata ku juga terasa bengkak, dan tenggorokkan ku terasa kering. Perlahan ku langkah kan kaki dan keluar dari kamar, aku benar- benar butuh minum, ku arah kan langkah ku ke dapur yang berada di lantai satu rumah ini.
‘Kak kareen’ bathin ku, ketika aku melihat kak kareen ada di dapur sedang duduk di meja makan dan menikmati coffee nya. Seketika aku mengingat akan semua perkataan ku di taman tadi, aku mengatakan semua kepada nya. Aku sangat emosional tadi, aku jadi malu menatap kak Kareen. Ntah apa yang akan dilakukan kak kareen setelah ini, dia mungkin akan benar-benar mengusirku. Ku balikkan badan ku berniat untuk kembali ke atas mengurungkan niat ku untuk minum.
“duduk, lu belum makan siangkan?” kata kak kareen sebelum aku sempat melangkah kaki ku. Sambil menarik nafas panjang ku balikkan badan ku menghadap kak Kareen. Ia tetap tidak memandangku, ia hanya fokus meminum coffee nya. Dengan perlahan ku dudukkan diriku di kursi meja makan yang berhadapan dengannya. Aku tidak berani menatapnya secara langsung. Ku ambil gelas di sana dan ku isi dengan air putih dari tekoh kaca yang sudah tersedia di atas meja. Ku teguk air itu dengan cepat, aku benar-benar merasa haus. Tidak beberapa lama bi ijah yang ntah bagaimana sudah berada di belakang ku itu meletakkan nasi goreng di hadapanku.
“Dimakan Non, Non Kareen yang masak loh” kata nya lembut memandang kak Kareen yang terlihat tidak memperdulikan perkataan bi Ijah itu.
“Makasih Bi,” jawab ku tersenyum ke bi Ijah. Setelah bi ijah pergi dari sana suasana menjadi canggung kembali. Hanya ada suara sendokku dan seruputan coffee yang diminum Kak Kareen.
“Bagaimana?” tanya Kak Kareen tiba-tiba dan itu sedikit mengejutkan ku.
“E..Enak” jawab ku memberikan respon akan nasi gorengnya. Aku melihat kak Kareen tertawa, dan itu pertama kali nya aku melihat ia tertawa.
“Gue gak nanya soal nasi goreng nya, maksud gue keadaan lu, udah baikkan?” tanya kak kareen di sela-sela tawa nya.
“ Oh..” dan gue merasa bodoh saat itu. “udah kok,” jawab ku tersenyum canggung.
“bagus deh, ya udah habisin makanan lu!” kata nya lagi. Aku tidak menyangkah kak Kareen sama sekali tidak membahas masalah tadi. Atau mungkin selesai makan nanti? Apapun itu aku akan menerima nya dengan pasrah.
Esok nya,
07.30 AM, aku bersyukur semalam kak Kareen sama sekali tidak membahas masalah di taman itu dan yang mama Maya takutkan juga tidak terjadi. Mama maya terlihat sangat khawathir semalam, semalaman dia terus meneleponku menanyai kabar ku. Sepertinya kak Kareen juga tidak menceritakan apapun pada nya, mama sama sekali tidak mengungkit masalah di taman itu. Aku menghela nafas panjang. Aku bersiap-siap akan pergi ke kampus hari ini, ntah apa yang akan terjadi nanti. Aku tetap akan berusaha menunjukkan pada semua nya bahwa aku tidak seperti yang mereka pikirkan.
“Kali ini aku tidak akan menyerah!” kata ku yang sudah selesai mengikat tali sepatu ku.
“Iya dek, jangan menyerah!” kata pak laksman tiba-tiba yang ntah bagaimana sudah berada di teras tersebut.
“Terima kasih pak,” kata ku tersenyum lembut.
“Aduh manis kali senyuman dek Keysia ini lah,” Goda pak Laksman, dan aku hanya membalasnya dengan senyuman.
“ya udah, Key pergi dulu ya pak,” kata ku hendak mengambil sepeda kak Kareen yang ku parkir kan di sebelah tembok dekat teras.
“Loh, Bu Kareen udah menunggu loh di dalam mobil,” kata pak Laksman menunjuk mobil yang terparkir di depan pagar rumah.
“Hah? Serius pak? Sejak kapan?” kata ku terkejut.
“Sudah dari tadi dek, maka nya saya ke sini di suruh bu Kareen manggil dek Keysia” Jelas pak Laksman.
“OMG!” kata ku , dan buru-buru lari menuju mobil.
“Oemji?” aku masih sempat mendengar perkataan pak Laksman itu.
Ini aneh sekali, aku tidak menyangkah Kak Kareen sudah terbangun jam segini. Baru saja dua jam yang lalu aku melihat nya masuk kedalam kamar untuk tidur, dan sekarang ia sudah menungguku di dalam mobil.
Ku buka pintu mobil itu dengan perlahan, ku lihat kak Kareen sedang mengotak-ngatik handphonenya tanpa memperdulikan kehadiran ku.
“Maaf lama Kareen,” kata ku setelah menutup pintu mobil.
“Hmm,” hanya itu yang di katakan Kak kareen seraya menjalankan mobilnya masih tanpa melihatku.
Keadaan di dalam mobil benar-benar canggung, aku tidak terlalu suka keadaan seperti ini. Aku mencoba untuk membuka suara.
“Kamu tidak perlu mengantar ku seperti ini kok, kalau ini mama yang suruh aku akan bicara pada mama” kata ku.
“Ini kemauan gue sendiri,” kata nya singkat.
“kenapa? Apa karena kamu kasihan pada ku?” tanya ku memandangnya. Dan kak Kareen sama sekali tidak menjawab.
“maaf, tapi aku tidak suka di kasihani” aku mengalihkan pandangan ku dari nya, aku tidak ingin menunjukkan air mata ku lagi di depan nya.
“Dan gue tidak suka mengasihani siapapun, itu bukan tipe gue” jawab nya. Aku tidak membalas perkataan itu sama sekali dan terus mengalihkan pandanganku dari nya. Aku tidak tahu mengapa sikapnya sangat berubah kepada ku semenjak kejadian semalam.
08.00 AM, kami sudah sampai di kampus. Kak kareen memberikan kunci mobil nya kepada satpam kampus untuk memarkirkan mobil tersebut.
“Aku bisa sendiri masuk ke dalam kok” kataku tapi kak Kareen tidak memperdulikan perkataanku, ia turut ikut masuk ke dalam kampus sambil menggenggam telapak tanganku sampai ke kelas ku. Di sepanjang perjalanan ke kelas tadi aku dapat mendengar bisikan beberapa mahasiswa menyebutkan nama Kak Kareen sebagai anak pemilik yayasan kampus ini. Kak Kareen terlihat tidak meperdulikan tatapan orang-orang itu melihat aku berjalan dengannya.
Setelah sampai di kelas,
“Oke adikku tersayang belajar yang rajin yaaa, ” kata Kak Kareen tiba-tiba dengan suara yang sangat kuat, hal itu tentu saja membuatku terkejut. Ku tatap mata teman-teman sekelas ku yang menatap kami. Dengan senyuman lembut kak Kareen memelukku,
“Kalau ada apa-apa kabarin kakak ya” katanya lagi dengan suara cukup kuat. Sungguh tingkah kak Kareen sangat aneh.  Setelah mengelus rambut ku ia tersenyum dan menyuruhku duduk lalu pergi dari kelas.
Aku berusaha mengabaikan pandangan teman-teman kepada ku dan duduk di kursiku.
“itu Kareen Adhiaksha kan??”
“iya bener, dia anak nya Maya Adhiaksha pemilik kampus ini”
“Kata nya dia juga kerja di statiun TV  swasta gitu”
“Gila akhir nya gue lihat dia secara langsung,”
“dia tadi manggil Keysia adik?”
“Kok bisa?”
Aku bisa mendengar suara-suara mereka tersebut, dan mereka memanggil ku dengan nama ku tidak lagi ‘anak psikopat’, sekarang aku mengerti kenapa Kak Kareen bertingkah aneh tadi.
“Hi Keysia, kamu udah siap tugas semalam” tanya seorang mahasiswi menghampiri ku. Dia salah satu yang menjauhiku semalam.
“Udah , kamu?” tanya ku tersenyum lembut.
Bersambung,

Post a Comment

9 Comments