Keysia Plot:
08.00 AM, ku langkahkan kaki
menuju ruang makan. Ku lihat kak Kareen di sana tengah sibuk dengan
handphonenya. Setelah menyadari kedatanganku, ia arahkan pandangannya padaku
dan lalu tersenyum.
“Selamat pagi” kata nya.
“Pagi” balas ku dengan senyuman
juga. Mata nya terlihat masih sembab, pasti karena semalam. Aku jadi menyesali
pertanyaanku semalam.
Kami duduk dalam diam, fokus
dengan kegiatan kami masing-masing. Tidak lama kemudian bibi datang membawa
secangkir coffee hangat , meletakkannya di meja kareen. Sebelum Kareen mengambil coffee tersebut,
dengan cepat aku menjauhkan cangkir itu darinya. Ia menatapku terkejut.
“Berhenti lah minum coffee,” kata
ku.
“Percuma Key, tanpa Coffee pun
trauma gue akan tidur malam tidak akan hilang.” Kata nya . Ku ambil coffee itu
dan ku letakkan di dekatku kali ini.
“Biarkan aku membantu mu,”
kataku, dia memandangku sebentar lalu menarik nafas cukup panjang.
“Key, gue menceritakan masa-masa
kelam itu bukan untuk dikasihani, gue meceritakannya agar lu paham dengan
situasi gue, dan mengapa gue tidak ingin menutup mata pada malam hari,” kata
nya.
“Hei, kamu juga melakukan hal
yang sama pada ku, kamu membantu ku di kampus, apa itu karena kamu kasihan pada
ku?” tanya ku dan kak Kareen menggeleng.
“Sudah gue bilang, gue membantu
lu karena gue tidak ingin lu merasa kan kehidupan seperti gue! Gue hanya ingin
mereka yang membully lu mengerti kalau lu tidak sendiri!”
“Nah, aku juga ingin kamu tahu kalau kamu
tidak sendiri reen, dan ini juga untuk membalas budi atas semua yang telah kamu
dan mama Maya lakukan untuk ku” jelas ku, kak Kareen terlihat terdiam memandang
ku.
“Hmm, dua hari, please! Berikan
aku dua hari untuk membantu mu, hanya dua hari”
“Baiklah, dua hari,” kata nya dan
dengan spontan senyum tergambar di wajah ku.
“Yeeee!” Sorakku, dan untuk kedua
kalinya aku melihat kareen tersenyum dan tertawa kecil.
‘Aku akan mempertahankan senyuman
itu, hanya ini yang bisa ku lakukan untuk membalas budi Kak Kareen dan Mama
Maya’ bathin ku.
Siangnya di Kantor,
Kareen Plot :
02.00 PM,
‘gara-gara acara nangis-nangis
semalam kerjaan gue jadi terbengkalai’ bathin gue memandang semua tumpukkan
folder dihadapan gue. Sambil menarik nafas panjang gue gapai salah satu folder
berwarna kuning.
“Tok!Tok!Tok!” tiba-tiba
terdengar suara ketukan pintu ruangan kantor gue.
“Masuk!” kata gue, dan ternyata
itu Erik, salah satu karyawan dan juga teman kuliah gue dulu.
“ini reen data yang kau minta
kemarin!” kata nya seraya duduk dikursi di depan gue dan meletakkan sebuah
folder diatas meja gue. Gue gapai folder tersebut dan membukanya.
“Wah, cepat juga ya kerja lu”
“kalau yang begitu aja ya gampang
lah lae, kecuali kau suruh aku cari data-data bapak presiden, nah baru lah
mengundurkan diri aku” kata nya dan gue sama sekali tidak membalas perkataan
ngelantur itu.
“By the way, untuk apa kau lah
data-data lama itu?Sampai kau paksa aku untuk cari itu”
“gak ada sih, kepo aja” jawab gue
datar.
“Ahh, kau kan dari dulu emang gak
pernah jelas, ya udah lah aku lanjutkan dulu pekerjaan ku, bye” kata nya dan
pergi begitu saja. Erik memang terkesan kurang sopan pada gue mungkin karena
kami adalah teman kuliah, tapi gue suka dengan sikap apa adanya dia di banding
karyawan lain yang mencoba mencari muka di depan gue.
Gue kembali memandang folder
tersebut, folder ini berisi data-data Keysia. Gue gak akan baca semua sekarang,
lebih baik gue baca bersama Keysia nanti.
Malamnya,
09.30 PM, gue pulang sangat telat hari ini gara-gara lembur. Setelah sampai di rumah gue langsung menuju kamar gue,dan gue merasa ada yang aneh dengan kamar gue.
Tercium bebauan yang sangat asing di hidung gue. Gue coba mencari asal bau tersebut, dan ternyata itu berasal dari sebuah lilin di meja sebelah tempat tidur gue.
“Aku yang taruh” kata seseorang dan itu sangat mengejutkan gue.
“elu ngejutin gue aja!” omel gue menghelakan nafas yang tadi sempat tertahan.
“Eh sorry-sorry. Tadi pintu kamar kamu terbuka” kata nya seraya menghampiri gue yang sudah terduduk di atas Kasur gue.
“nah, terus maksud lilin ini apaan?” tanya gue to the point.
“itu lilin aroma terapi, aku baca di google katanya lilin aroma terapi cocok buat orang insomnia. Nah aroma yang aku pilih ini aroma ‘Clary Sage’, aroma yang bisa membuat kita cepat mengantuk” jelasnya. Gue memandangnya heran.
“Lu yakin lilin ini bisa buat gue tertidur?” tanya gue dan dia mengangguk.
“kita akan coba, nah sekarang pergi lah mandi,” jawab nya seraya menarik gue agar bangkit dari tempat tidur. Tanpa berkata apa-apa lagi gue pun bersiap untuk mandi. Selesai mandi, gue masih melihat keysia duduk di tempat tidur gue seraya mengotak-ngatik handphonenya. Ketika menyadari kedatangan gue ia ubah pandangannya ke arah gue sambil tersenyum kecil.
“Kamu sudah makan malam kan?” tanya nya dan gue hanya mengangguk.
“Baik lah kalau gitu tidur lah,”
“Sekarang?”
“iyaa, sudah jam 10, “ kata nya. Dan ya waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 PM.
“Masalah nya gue belom ngantuk, mana bisa tidur” jawab gue seraya menjemur handuk gue di jemuran handuk.
“Bisa kok, coba saja pejamkan mata mu dulu” kata nya lagi. Gue hanya bisa menarik nafas panjang dan berjalan menuju tempat tidur gue. Gue tau hal ini akan sia-sia, namun keysia terlihat semangat sekali membantu gue untuk lepas dari trauma tidur malam gue. Gue baringkan tubuh ku di atas Kasur, keysia terlihat duduk bersila di sebelah gue sambil memandang gue.
“Tutup mata mu!” pintah nya. Gue hanya menuruti perkataannya dan menutup mata gue. Namun beberapa detik kemudian gue buka lagi mata gue.
“Loh, kenapa dibuka lagi??” tanya nya.
“Gimana gue bisa tidur kalau lu terus mandang gue kayak gitu?”
“Eh, bener juga sih, tapi aku gak akan bisa tidur tenang kalau gak mastiin kamu tidur dulu, jadi setelah kamu tidur baru aku kembali ke kamar ku” katanya nyengir,
“ya tapi gak harus mandangin gue gitu juga”
“Hmm, bentar aku cari kesibukkan deh” lanjutnya lalu memandang sekeliling kamar gue, mata nya berhenti pada rak buku gue. Ia lalu bangkit dan menuju rak buku.
“wah beneran buku harry potter, kamu suka juga baca novel ini reen?” tanya nya seraya memilih judul yang ingin ia baca.
“Dulu gue dan kak steven memang mengidolakan Jk. Rowling, bahkan sebelum dia menulis harry potter” jelas gue sambil mendudukkan diri gue.
“Wahh, keren, semua buku nya Jk. Rowling, aku pinjam satu yaa, lumayan selagi nunggu kamu tidur” kata nya mengambil salah satu seri novel legendaris tersebut. Namun, tanpa sengaja ia menjatuhkan sebuah foto dari dalam buku tersebut. Ia ambil foto yang tergeletak dilantai itu. Ia pandang foto itu beberapa detik, lalu kembali berjalan ke tempat tidur.
“Ini kamu?” tanya nya seraya duduk di atas Kasur kembali dan menunjukkan foto itu pada ku. Gue memandang foto tersebut dan mengangguk.
“Yaa, itu gue dan kak Steven”
“Oh ini kak Steven,Hmm.. kok aku merasa pernah melihat kak Steven ya “ gumamnya sambil terus memandang foto tersebut.
“benarkah?”
“Ya, wajahnya tidak asing gitu”
“Ohh mungkin dipanti kali, mama kan emang sering ke panti bareng gue dan kak steven dulu” jelas gue.
“iya juga yaaa, mungkin di panti” kata nya tersenyum dan lalu meletakkan kembali foto itu di dalam buku.
“Yau udah kamu tidur lagi gih, kali ini aku akan baca buku, gak akan liatin kamu lagi” kata nya seraya menyenderkan diri pada senderan tempat tidur gue. Dan lagi-lagi gue hanya menuruti nya. Gue coba pejamkan mata gue lagi.
Bersambung,
1 Comments
Tolong ya yang part 11 ny sgra d up jgn tlat lg
ReplyDelete