Ada apa dengan Wadas, Purworejo ?

maket Bendungan Bener Purworejo. (foto: istimewa) (Murdiyat Moko)

AHW Tangerang  - Belakangan jagat twitter diramaikan dengan isu Desa Wadas, berawal dari akun  twitter @Wadas_Melawan lalu disusul tagar #savewadas. Ditambah dua LSM besar ikut menyoroti masalah ini, yaitu WALHI & YLBHI. Mereka menyoroti tindakan represif aparat terhadap warga yang kontra terhadap pembangunan bendungan Bener

Hal ini diawali dengan rencana Pemerintah  membuat bendungan di Desa Wadas. Karena terletak di Kecamatan Bener, dinamakanlah Bendungan Bener. Direncanakan proyek Bendungan Bener akan menjadi bendungan tertinggi di Indonesia dan menjadi tertinggi kedua di Asia Tenggara.

Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Operasi 1 Brantas Abipraya, Catur Prabowo.

“Nantinya bendungan ini akan menjadi yang tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 159 meter, panjang timbunan 543 meter dan lebar bawah sekitar 290 meter".

Diperkirakan Bendungan ini akan dapat mengairi lahan pertanian seluas 15.519 Hektar dan sanggup mengurangi debit banjir sebesar 210 m3/detik. Sementara kapasitas tampungan air mencapai 100.94 juta meter kubik.

Selain untuk kebutuhan pertanian, bendungan ini direncanakan sebagai penyedia air baku untuk keperluan rumah tangga, kota dan industri sebesar 1.500 liter/detik ke 10 Kecamatan di Kabupaten Purworejo, 3 Kecamatan Kebumen dan 2 Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo.

Juga Bendungan ini akan dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air yang dapat menyuplai  energi listrik sebesar 10 megawatt. Ditargetkan Proyek Bendungan Bener ini akan selesai diakhir tahun 2023.

Dalam prosesnya, proyek ini ditentang sebagian masyarakat karena dikhawatirkan akan merusak lingkungan, karena daerahnya dijadikan tambang batu andesit sebagai bahan pembangunan Bendungan Bener. 

"Yang jelas di sini mayoritas petani, kami semua. Lahan itulah yang menghidupi kami, kenapa kita mati-matian untuk menjaga lahan itu jangan sampai dikeruk. Iya intinya menolak, lahan pertanian kembangsari jadi bermacam-macam tanaman," kata Tolafudin.

Selain warga yang Kontra terhadap proyek ini, ada juga warga yang pro terhadap proyek ini .

"Kalo jadi kan untuk kepentingan umum, saya kasian saudara-saudara sana yang memerlukan air. Iya bisa lebih bermanfaat," ujar Siti.
Bermacam-macam versi kronologi yang beredar tentang kekerasan yang dilakukan aparat gabungan TNI & Polri terhadap warga desa wadas yang kontra terhadap proyek ini. Saya mengharapkan penyelesaian yang terbaik tanpa menimbulkan korban. Sehingga proyek nasional ini dapat memberikan manfaat yang besar untuk warga disekitarnya.



Post a Comment

0 Comments