Kareen Plot,
09.00 AM, Gue memandang heran
gadis yang tersenyum menatap gue ini. Dari pakaiannya ia tidak terlihat seperti
anak perdesaan, gaya nya modis seperti anak di Jakarta pada umumnya, ia
menggunakan celana jeans panjang berwarna gelap dengan baju kaos berkerah berlengan pendek. Rambut panjang nya ia
biarkan terurai kedapan. Di sampingnya terdapat dua koper berwarna kuning dan
biru. Dugaan gue pasti anak ini yang dibilang mama semalam.
“Pak Laksman, tolong kopernya di
masukin ke dalam ya pak!” Pintah gue pada pak Laksman satpam dirumah gue.
“Baik non,” kata pak Laksman
bergegas menghampiri anak tersebut.
“Ayok masuk!” Kata gue menatap
anak itu sebentar dan berbalik keruang tamu.
“naikin ke atas aja pak! di
sebelah kamar saya” pintah gue pada pak Laksman ketika kami sudah berada di
ruang tamu.
“Siap!” kata pak Laksman
semangat.
“oh ya, siapa nama lu?” tanya gue
kepada anak yang sedang menatap pak Laksman menaikan koper nya ke lantai atas
itu. Dia mengubah pandangannya ke arahku dan lalu tersenyum.
“Keysia kak” katanya.
“hmm, okay dengar..Keysia, ada
beberapa peraturan di rumah ini, yang wajib lu ingat ! “ kata gue menatapnya
tajam dan dia mengangguk semangat masih dengan senyumannya yang sangat familiar
untuk gue itu.
“Pertama..jangan panggil gue kakak! gue bukan kakak lu, dan gue gak mau punya adik!” lanjut gue, dia
terlihat tertegun dan senyuman di wajahnya
menghilang seketika.
“why?Ada masalah?” tanya gue
penasaran, dan dia hanya menggeleng lalu kembali tersenyum.
“Kedua, jangan pulang malam-malam! jam malam di rumah ini adalah jam 9 malam, “ lanjut gue dan dia
tampak mengangguk.
“Ketiga, gak ada rokok dan minuman keras, gak ada juga bawa cowok masuk ke dalam rumah! gue juga pernah
kuliah jadi lu gak bisa ngebohongin atau ngakalin gue!” kata gue tegas, dan kali ini dia
tampak menahan tawa.
“Kenapa?? Ada yang aneh?” tanya
gue menaikan satu alis gue keatas.
“kak, eh maksud aku..Kareen, Kareen jadi mirip banget sama mama cara ngomongnya” katanya di sela-sela tawa nya. Gue
menatap nya heran.
“Ma..maksud aku mama ku, iya
mirip sama mama ku” kata anak itu lagi berhenti tertawa dan tampak gugup.
“Yang bilang mama gue siapa?”
tanya gue semakin heran. Anak ini bener-bener aneh banget.
“ya udah lu ganti baju gih sana! gue kasih waktu istirahat sejam, setelah itu turun ke bawah dan siap-siap kita
akan ke mall belanja keperluan lu buat kuliah besok!” Jelas gue dan dia hanya
mengangguk.
“oh ya Bik,tunjukin kamar nya
dimana ya,” Pintah gue kepada Bi Ijah yang kebetulan lewat.
“Baik non,” kata bi Ijah lalu
pergi bersama anak bernama Keysia itu.
Gue rebahkan badan gue di atas
sofa, sambil menghela nafas panjang, gue pejamkan mata gue perlahan.
‘Anak yang aneh’ bathin gue.
‘Tapi senyuman itu?kenapa gak
asing ya? '
Tidak beberapa lama handphone gue
berdering.
Gue : “ya ma,”
Mama :”Keysia udah sampai?”
Gue : ”udah ma, udah di kamar dia”
Mama: “ya udah, jangan lupa bawa
dia ke mall ya, kasih dia serapan dulu, dia pasti belum serapan itu”
Gue : “Oke ma”
Lalu mama memutuskan panggilan,
‘ma bisa gak sekali aja nanyain
Kareen udah makan belum? Atau nanya keadaan Kareen? Bagaimana hari Kareen hari
ini? Mama tau, ketika mama menanya kabar dan menanya tentang Insomnia Kareen
tadi pagi Kareen senang banget loh ma (baca
di part 1), Kareen pikir mama sudah kembali seperti dulu’ bathin gue, gue tarik nafas panjang dan gue hela dengan cepat,
gue pejamkan kedua mata gue lagi membiarkan air yang keluar dari mata ini membasahi
bantalan sofa yang gue tidurin.
Keysia Plot,
09.30 AM, Setelah selesai
membantuku membereskan baju dan beberapa barang ku bi Ijah izin pamit keluar.
“terima kasih bi,” kata ku
tersenyum ramah.
“Sama-sama non” kata bibi
membalas senyumanku dan pergi keluar.
Ku rebahkan badan ku di atas
tempat tidur yang lebih besar dari tempat tidurku di panti. Suasana di Medan
dan Jakarta benar-benar jauh berbeda. Jakarta sangat panas dan ribut. Medan memang panas sih, tapi tidak sepanas dan seribut Jakarta. Aku rasa
aku mulai menyukai kota Medan ini, ya walaupun aku sedikit terkejut melihat
bahasa orang-orang di luar sana terkesan kasar di telinga ku. Dan aku sempat
berpikir kak Kareen akan berlogat sama seperti orang-orang dibandara tadi,
ternyata logat kak Kareen lebih ke Jakarta.
Ku Tarik nafas cukup panjang, dan
ku helah perlahan. Masih terlekat jelas dibenakku perkataan kak Kareen bahwa dia tidak ingin
memiliki seorang adik. Apa itu alasan mama merahasiakan status ku?
Tidak beberapa saat handphone ku berdering,
setelah mengetahui itu dari mama aku langsung duduk dan menyandarkan diriku
disandaran tempat tidur.
Aku : “Hai, ma”
Mama: “Gimana kamar baru kamu? Nyaman?”
Aku : “nyaman kok ma, bersih dan
lebih besar dari panti, bahkan warna nya juga di kombinasi biru kuning, Key
suka”
Mama: “Mama seneng kalau Key
suka, mama yang nyuruh Bi Ijah untuk beresin kamar Key trus gantiin semua
dengan kuning dan biru”
Aku: “Makasih banyak ya ma,”
Mama: ”Key gak usah terima kasih,
mama hanya ingin Key nyaman, Key istirahat dulu, lalu serapan sehabis itu baru pergi sama
kak Kareen belanja keperluan key”
Aku:”iya ma, tadi kak kareen juga
bilang gitu, kak Kareen cantik ya ma, badannya tinggi juga langsing, beneran
kayak model menurut key, dan dia itu mirip banget sama mama”
Mama:”hmmm, Kak Kareen baik sama
key kan?”
Aku:”Baik kok ma, baik banget”
Mama:”jangan ragu telepon mama
kalau ada apa-apa ya Key,”
Aku:”okei ma,”
Mama:”ya udah mama tutup ya Key,
mama mau ke kantor”
Aku :”Ok ma, mama jangan lupa
serapan ya, dan jaga kesehatan”
Mama:”Ok, bye key”
Aku :” bye ma”
Setelah mama menutup telepon aku
langsung bangkit dan bersiap-siap untuk mandi, aku tidak mau kak Kareen menunggu ku terlalu lama.
Bersambung,
Author Plot :
Okei cerita ini masih absurd
wkwkwk, seperti nya di part ini udah semakin ketahuan si Keysia itu siapa ya?
Hahaha gak jago main teka-teki nih gue, semoga gue dapat ilham buat part 4,
ayok comment nya teman-teman . Comment kalian sangat berharga :’) .
Part 4
Part 4
0 Comments