When You Open Your Eyes - Part 3


Kareen Plot,

09.00 AM, Gue memandang heran gadis yang tersenyum menatap gue ini. Dari pakaiannya ia tidak terlihat seperti anak perdesaan, gaya nya modis seperti anak di Jakarta pada umumnya, ia menggunakan celana jeans panjang berwarna gelap dengan baju kaos berkerah  berlengan pendek. Rambut panjang nya ia biarkan terurai kedapan. Di sampingnya terdapat dua koper berwarna kuning dan biru. Dugaan gue pasti anak ini yang dibilang mama semalam.
“Pak Laksman, tolong kopernya di masukin ke dalam ya pak!” Pintah gue pada pak Laksman satpam dirumah gue.
“Baik non,” kata pak Laksman bergegas menghampiri anak tersebut.
“Ayok masuk!” Kata gue menatap anak itu sebentar dan berbalik keruang tamu.
“naikin ke atas aja pak! di sebelah kamar saya” pintah gue pada pak Laksman ketika kami sudah berada di ruang tamu.
“Siap!” kata pak Laksman semangat.
“oh ya, siapa nama lu?” tanya gue kepada anak yang sedang menatap pak Laksman menaikan koper nya ke lantai atas itu. Dia mengubah pandangannya ke arahku dan lalu tersenyum.

“Keysia kak” katanya.

“hmm, okay dengar..Keysia, ada beberapa peraturan di rumah ini, yang wajib lu ingat ! “ kata gue menatapnya tajam dan dia mengangguk semangat masih dengan senyumannya yang sangat familiar untuk gue itu.

“Pertama..jangan panggil gue kakak! gue bukan kakak lu, dan gue gak mau punya adik!” lanjut gue, dia terlihat tertegun dan senyuman di wajahnya  menghilang seketika.

“why?Ada masalah?” tanya gue penasaran, dan dia hanya menggeleng lalu kembali tersenyum.

“Kedua, jangan pulang malam-malam! jam malam di rumah ini adalah jam 9 malam, “ lanjut gue dan dia tampak mengangguk.

“Ketiga, gak ada rokok dan minuman keras, gak ada juga bawa cowok masuk ke dalam rumah! gue juga pernah kuliah jadi lu gak bisa ngebohongin atau ngakalin gue!” kata gue tegas, dan kali ini dia tampak menahan tawa.

“Kenapa?? Ada yang aneh?” tanya gue menaikan satu alis gue keatas.
“kak, eh maksud aku..Kareen, Kareen jadi mirip banget sama mama cara ngomongnya” katanya di sela-sela tawa nya. Gue menatap nya heran.

“Ma..maksud aku mama ku, iya mirip sama mama ku” kata anak itu lagi berhenti tertawa dan tampak gugup.

“Yang bilang mama gue siapa?” tanya gue semakin heran. Anak ini bener-bener aneh banget. 

“ya udah lu ganti baju gih sana! gue kasih waktu istirahat sejam, setelah itu turun ke bawah dan siap-siap kita akan ke mall belanja keperluan lu buat kuliah besok!” Jelas gue dan dia hanya mengangguk.

“oh ya Bik,tunjukin kamar nya dimana ya,” Pintah gue kepada Bi Ijah yang kebetulan lewat.
“Baik non,” kata bi Ijah lalu pergi bersama anak bernama Keysia itu.

Gue rebahkan badan gue di atas sofa, sambil menghela nafas panjang, gue pejamkan mata gue perlahan.

‘Anak yang aneh’ bathin gue.
‘Tapi senyuman itu?kenapa gak asing ya? '

Tidak beberapa lama handphone gue berdering.

Gue : “ya ma,”

Mama :”Keysia udah sampai?”

Gue : ”udah ma, udah di kamar dia”

Mama: “ya udah, jangan lupa bawa dia ke mall ya, kasih dia serapan dulu, dia pasti belum serapan itu”

Gue : “Oke ma”

Lalu mama memutuskan panggilan,

‘ma bisa gak sekali aja nanyain Kareen udah makan belum? Atau nanya keadaan Kareen? Bagaimana hari Kareen hari ini? Mama tau, ketika mama menanya kabar dan menanya tentang Insomnia Kareen tadi pagi Kareen senang banget loh ma (baca di part 1), Kareen pikir mama sudah kembali seperti dulu’ bathin gue, gue tarik nafas panjang dan gue hela dengan cepat, gue pejamkan kedua mata gue  lagi membiarkan air yang keluar dari mata ini membasahi bantalan sofa yang gue tidurin.

Keysia Plot,
09.30 AM, Setelah selesai membantuku membereskan baju dan beberapa barang ku bi Ijah izin pamit keluar.
“terima kasih bi,” kata ku tersenyum ramah.

“Sama-sama non” kata bibi membalas senyumanku dan pergi keluar.

Ku rebahkan badan ku di atas tempat tidur yang lebih besar dari tempat tidurku di panti. Suasana di Medan dan Jakarta benar-benar jauh berbeda. Jakarta sangat panas dan ribut. Medan memang panas sih, tapi tidak sepanas dan seribut Jakarta. Aku rasa aku mulai menyukai kota Medan ini, ya walaupun aku sedikit terkejut melihat bahasa orang-orang di luar sana terkesan kasar di telinga ku. Dan aku sempat berpikir kak Kareen akan berlogat sama seperti orang-orang dibandara tadi, ternyata logat kak Kareen lebih ke Jakarta. 
Ku Tarik nafas cukup panjang, dan ku helah perlahan. Masih terlekat jelas dibenakku perkataan kak Kareen bahwa dia tidak ingin memiliki seorang adik. Apa itu alasan mama merahasiakan status ku?

 Tidak beberapa saat handphone ku berdering, setelah mengetahui itu dari mama aku langsung duduk dan menyandarkan diriku disandaran tempat tidur.

Aku : “Hai, ma”
Mama: “Gimana kamar baru kamu? Nyaman?”
Aku : “nyaman kok ma, bersih dan lebih besar dari panti, bahkan warna nya juga di kombinasi biru kuning, Key suka”
Mama: “Mama seneng kalau Key suka, mama yang nyuruh Bi Ijah untuk beresin kamar Key trus gantiin semua dengan kuning dan biru”
Aku: “Makasih banyak ya ma,”
Mama: ”Key gak usah terima kasih, mama hanya ingin Key nyaman, Key istirahat dulu,  lalu serapan sehabis itu baru pergi sama kak Kareen belanja keperluan key”
Aku:”iya ma, tadi kak kareen juga bilang gitu, kak Kareen cantik ya ma, badannya tinggi juga langsing, beneran kayak model menurut key, dan dia itu mirip banget sama mama”
Mama:”hmmm, Kak Kareen baik sama key kan?”
Aku:”Baik kok ma, baik banget”
Mama:”jangan ragu telepon mama kalau ada apa-apa ya Key,”
Aku:”okei ma,”
Mama:”ya udah mama tutup ya Key, mama mau ke kantor”
Aku :”Ok ma, mama jangan lupa serapan ya, dan jaga kesehatan”
Mama:”Ok, bye key”
Aku :” bye ma”

Setelah mama menutup telepon aku langsung bangkit dan bersiap-siap untuk mandi, aku tidak mau kak Kareen  menunggu ku terlalu lama.

Bersambung,

Author Plot :
Okei cerita ini masih absurd wkwkwk, seperti nya di part ini udah semakin ketahuan si Keysia itu siapa ya? Hahaha gak jago main teka-teki nih gue, semoga gue dapat ilham buat part 4, ayok comment nya teman-teman . Comment kalian sangat berharga :’) .

Part 4

Post a Comment

0 Comments