Dikenal Buruk Inilah Alasan Epic Games Tidak Disukai


Epic games mungkin agak asing bagi kalian akan tetapi jika kalian men dengar Fortnite (bukan fortnite xbox dan fortnite Ps 4) nah pasti kenal kan, fortnite berasal dari Epic games,

Epice games ini sejenis dengan steam community akan tetapi banyak yang tidak menyukai Epic games alasannya bisa di lihat di bawah ini karena di bawah ini sangat jelas untuk alasan kenapa tidak menyukai Epic Games

1. Tidak Memiliki Cloud Save

Didalam dunia game istilah “save” adalah hal yang paling diutamakan, ada dua metode penyimpanan dalam hal ini yaitu penyimpan data di Internet(Cloud Sever) dan penyimpanan data di Harddisk (Local Server).

Salah satu Launcher game terkenal Epic Games sama sekali tidak memiliki Cloud Save setiap gamenya kecuali Fortnite sehingga kamu hanya bisa melanjutkan permainan disatu komputer saja, sulit dibanyangkan jika suatu saat komputer yang kita gunakan rusak maka  secara otomatis setiap proses-proses permainan yang telah dimainkan akan hilang total tanpa ada backup.

Tidak seperti Steam, Blizzard, Origin yang memiliki Cloud Server hingga sekarang belum ada konfirmasi dari pihak Epic game untuk menambah fitur Save Cloud.

2. Diwajibkan Terhubung Internet Ketika Ingin Bermain

Apa jadinya ketika kamu ingin bermain game tapi tidak terhubung internet seperti ketika kamu pergi membawa laptop kesuatu tempat terpencil seperti kampung halaman dimana koneksi internet tidak dapat terjangkau disana hal tersebut sudah pasti menjengkekan, inilah salah satu fitur yang tidak tersedia pada Epic Game karenaa diwajibkan terhubung ke Internet dimanapun dan kapanpun saja ketika ingin bermain game walapun game yang kita mainkan bersifat Offline.

Tidak seperti Steam yang dimana kamu masih bisa bermain tanpa Internet sepeti Left 4 Dead, Far Cry atau The Elder Scrolls.

3. Eksklusivitas Penjualan Game Yang Konyol


Membawa perang eksklusivitas kedalam ekosistem PC game dan membuatnya terasa rasional dengan memberikan keuntungan lebih terhadap developer merupakan hal yang sah-sah saja, tetapi bagaimana jika salah satu game akan diumumkan segera dirilis di Steam.

Seperti kasus game Shenmue III yang tiba-tiba ditarik oleh sang developer untuk memindahkan penjualannya ke Epic Store sehingga developer terpaksa mengembalikan uang para konsumen yang telah melakukan pre-order.

Tetapi sangat malang nasibnya pendapatan yang didapat setelah pindah ke Epic Store tidak sebanyak pre-order di Steam dan pihak Epic berencana mengganti rugian yang didapat developer.

Tak sampai disitu eksklusivitas dianggap tidak memperuntungkan bagi konsumen terutama para pengguna setia Steam ketika akan dirilisnya game Metro Exodus menjadi eksklusif di Epic Store selama 6 bulan sehingga membuat para fans serial game Metro kecewa kepada 4A Games sebagai developer.

Sebentar lagi Borderland 3 akan segera rilis eksklusif di Epic Store apakah hal serupa terulang kembali?

4. Tidak Ada Regional Pricing Atau Perubahan Mata Uang


Bagi para pengguna Steam pasti sudah lumrah ketika melihat harga game diawal berupa Dollar dan akan merubah menjadi Rupiah ketika kita selesai melakukan Login atau sesuai dengan mata uang region masing-masing.

Negara pengguna Steam, dengan ditiadakannya regional pricing kita akan sangat dirugikan jika ingin membeli suatu game dengan mata uang di Negara yang nilai tukar mata uangnya lebih rendah dari mata uang yang ada store tersebut.

Banyak orang menyesalkan hal tersebut terutama orang Eropa dan Australia yang memaksa mereka membayar lebih hanya untuk membeli satu game saja.

5. Fitur Sosial yang Sangat Minim


Disaat yang lain sudah membuat fitur social yang sangat apik, Epic Game seaakan acuh dengan fitur ini. Kita bisa sangat berkaca pada Discord yang memang memfokuskan diri kepada fitur sosial seperti voice chat atau grup dan juga seperti Steam yang memiliki berbagi screen shoot dan forum diskusi yang tersedia dengan sangat mudah dan berguna untuk kebutuhan gaming kita.

Terutama di tahun 2019 game-game multiplayer sangat digemari dan hamper semua orang memainkan game multiplayer berbagai genre seperti MMO, Battle Royale, MOBA dan banyak lagi, dan sampai sekarang Discord masih menjadi pilihan utama dan Steam berusaha mengejar dengan melakukan update yang rutin pada fitur sosialnya.

6. Tidak Mensupport Pengguna Linux Secara Native


Tim Sweeney pendiri Epic Game sekaligus CEO pernah mengatakan di Twiter bahwa dirinya tidak menyukai pengguna Linux padahal dipemasaran gaming Linux mununjukkan perkembangan yang konstan terus-menerus dan ini membuat pasar game di OS Linux menjadi sangat menjanjikan.

Walaupun pungguna Linux tidak sebanyak pengguna OS lainnya tetapi hal tersebut tetap menjadi pundi-pundi uang bagi pada developer.

7. Tidak Menyediakan Game Review 


Bagi para Epic Game game review hanya akan merugikan pada developer terutama bila user me-review secara jelek, untuk para konsumen fitur ini sangat penolong bagi mereka yang ingin memainkan game berkualitas bagus.

Sudah seharusnya review menjadi hak konsumen untuk memberikan pendapat terhadap barang yang telah dibeli, dengan ditiadakannya fitur ini memungkinkan developer yang licik akan dengan mudahnya menghindari kritik karena gamenya yang buruk dengan disablenya fitur review dari konsumen.

Untuk semua hal tersebut hak konsumen untuk bebas memilih Louncher mana yang digunakan.

Post a Comment

0 Comments